Viral Fasilitas Umum di Pasaman Banyak Rusak, Dinas PUPR dan KSDA Beri Penjelasan

 

Lubuk Sikaping, iNews77.id – Putusnya jalan di Jorong Katimahar, menjadi berita viral di media sosial beberapa hari yang lalu. Menyikapi hal tersebut, Dinas PUPR Kabupaten Pasaman, melalui Kepala Bidang Bina Marga (BM), Didi ST., menjelaskan bahwa, gorong-gorong yang pecah dan hancur di ruas jalan Lundar – Kuamang, Nagari Panti Timur, Kecamatan Panti, sudah pernah ditangani pada April 2024 lalu.

“Penanganannya memang tidak permanen, hanya bersifat sementara, menggunakan material batang kelapa. Namun, saat itu sudah bisa dilewati mobil, termasuk kendaraan jenis truk dan bus,” ujar Didi di ruang kerjanya, Senin, 03 Juni 2024.

Didi mengatakan, kendati darurat namun jembatan batang kelapa itu cukup kuat dan diperkirakan bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama. “Konstruksinya diikat dengan rantai besi dan dipasangi paku. Jadi, bila tidak ada gangguan diluar teknis, diprediksi bisa bertahan hingga beberapa bulan ke depan,” ujar Didi.

Terpisah, Wali Nagari Panti Timur, Esgianto, saat dimintai keterangan, membenarkan kondisi jalan yang rusak dan ia mengakui sudah pernah dipasang jembatan darurat. Bahkan, jembatan darurat tersebut sempat ditimbun dan dicor warga agar lebih kuat.

Namun lanjut Esgiyanto, dampak dari pengecoran menyebabkan saluran air dibawah jembatan jadi tersumbat, sehingga lahan persawahan di sisi timur jembatan tidak lagi memperoleh pasokan air dari anak sungai Batang Katimahar.

“Berhubung sekarang sedang musim tanam, pemilik sawah di sekitar lokasi terpaksa membongkar kembali jembatan itu, dan sejak kemaren jalan tersebut tidak bisa dilalui, video saat pembongkaran inilah yang viral di youtube”, ujarnya.

Atas inisiatif wali nagari, jorong dan asyarakat Katimahar, hari Senin, 3  Juni 2024 ini, dipasangi lagi jembatan batang kelapa yang baru. “Hari ini kita targetkan selesai dan kembali bisa dilewati kendaraan”, kata wali nagari.

Sementara itu, Kadis Kominfo Pasaman, Budhi Hermawan, usai meninjau lokasi putusnya jalan Lundar – Kuamang jelang maghrib tadi, menyebut secara rinci lebar jalan putus sekitar 2,1 meter, panjang 7,2 meter, dengan kedalaman sekitar 1 meter. Dikatakan, agar jembatan itu bisa permanen, idealnya dipasangi boxculver 0,9 meter sebanyak 8 buah, dengan diameter kolom 80 cm.

“Debit airnya tidak begitu besar, jadi cukup boxculver ukuran 0,8 meter saja. Tapi untuk teknisnya, biar Dinas PUPR saja yang menjelaskan ,” kata Budhi sembari menyebutkan hal itu sudah disampaikannya ke Dinas PUPR Pasaman.

Terkait Mushalla di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Rimbo Panti, yang juga disorot berita media online, kadis kominfo menjelaskan, kondisi Mushalla itu memang dalam keadaan rusak berat dan sama sekali tidak bisa dimanfaatkan sebagai tempat ibadah. Hal tersebut sudah dikonfirmasi langsung ke pihak KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Pasaman.

“Tadi saya sudah bicara dengan Pak Anton, Kepala KSDA Pasaman dan Beliau menyampaikan Mushala di TWA Rimbo Panti bukanlah domain nya Pemda Pasaman, tapi masih kewenangan KSDA. kecuali perjanjian kerjasama antara KSDA dengan Pemda Pasaman sudah resmi ditanda tangani”, kata Budhi Hermawan.

Ia melanjutkan, memang kondisi Mushalla di pinggir jalan lintas sumatera itu sudah sering jadi sorotan publik, lantaran tidak terawat, tapi keadaan itu bukan karena Pemkab Pasaman tidak peduli, namun tersebab oleh regulasi yang membatasi.

“Lokasinya berada dalam kawasan hutan konservasi cagar alam, jadi tidak bisa begitu saja dipugar atau dibangun. Padahal sudah banyak pihak punya keinginan untuk memperbaikinya”, sebutnya.

Ikut dijelaskan Budhi, mengenai sedekah Ju’mat atau sumbangan sukarela setiap hari Jum’at di SD 06 Pauah, Lubuk Sikaping yang sempat dikritisi awak media. Terkait sedekah subuh, mendapat tanggapan langsung dari Kepala Sekolah SD 06, Eliyusmarti.

Menurut Kepala Sekolah SD 06 Pauh, Eliyusmarti, sedekah subuh ini sama halnya dengan sumbangan sukarela para orang tua murid yang dibawa anak sekali seminggu ke sekolah. “Ini bukan sumbangan anak murid, tapi sedekah orang tua tanpa ada paksaan. Jumlahnya pun terserah, boleh Rp2000 dan boleh juga tidak bersekah”, katanya.

Terkait pembangunan atap canopy yang menggunakan uang sumbangan, juga diakui Kepsek SD 06 Pauah. Menurutnya, sumbangan ini sudah disepakati dan disetujui dalam rapat komite sekolah dengan wali murid tahun 2023 lalu.

“Wali murid sangat mendukung rencana tersebut, termasuk sumber dana pembangunan yang diambilkan dari uang sedekah subuh”, tulis kepsek tersebut dalam pesan whatsApp-nya.

(By Roni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *