Puluhan Ibu-Ibu Nagari Kinali Semarakkan Tradisi Ma-Apam Menjelang Bulan Rajab

 

Pasaman Barat (Sumatera Barat) | iNews77.id Memasuki bulan Rajab 1446 H, masyarakat Nagari Kinali, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, kembali melestarikan tradisi Ma-Apam dengan penuh semangat. Tradisi ini berlangsung pada Jumat, 17 Januari 2025, di kawasan Kantor Nagari Kinali. Kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan ibu-ibu, lembaga nagari, hingga masyarakat setempat.

Pj Wali Nagari Kinali, Sudirman, S.Sos.I, melalui Sekretaris Nagari Syafril Anwar, S.H., menjelaskan bahwa Ma-Apam merupakan tradisi tahunan masyarakat Kinali dalam menyambut bulan Rajab 1446 H. “Kegiatan ini dilaksanakan untuk melestarikan tradisi nenek moyang dan mempererat kebersamaan masyarakat,” ujar Syafril kepada media iNews77.id di lokasi acara.

Pelestarian Tradisi dan Nilai Budaya

Tradisi Ma-Apam sudah berlangsung secara turun-temurun di Nagari Kinali. Menurut Syafril, kegiatan ini menjadi simbol budaya yang terus dijaga oleh masyarakat. “Membuat Apam bersama tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai budaya leluhur kita, khususnya di Pasaman Barat,” tambahnya.

Makanan tradisional Apam, yang hanya dibuat menjelang bulan Rajab, menjadi ciri khas tradisi ini. Proses pembuatan Apam pun dilakukan secara bersama-sama, melibatkan ibu-ibu dan penggerak TP-PKK Nagari Kinali.

Kebersamaan dalam Kegiatan Tradisional

Ketua TP-PKK Nagari Kinali, Yeni, yang didampingi Wakil Ketua, Widia Astuti, turut menyampaikan pandangannya. “Tradisi Ma-Apam sudah berlangsung puluhan tahun. Proses memasak Apam ini selalu penuh canda, tawa, dan kebersamaan,” ujar Widia.

Dikatakan, bahan utama pembuatan Apam adalah tepung beras, santan kelapa, gula aren, garam, dan daun pandan untuk aroma. Proses memasaknya menggunakan tungku tradisional dengan daun kelapa kering sebagai bahan bakar. Setelah diaduk hingga adonan merata, Apam dikukus selama 25–30 menit hingga matang.

Hadirin dan Do’a Bersama

Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Kapolsek Kinali, Ketua DPRD Pasaman Barat, Rizki Aulia S.E., M.M., anggota Bamus Nagari Kinali, serta perangkat pemerintahan nagari dan tokoh masyarakat. Acara ditutup dengan do’a bersama di aula Kantor Nagari Kinali, sebagai bentuk syukur atas kelestarian tradisi ini.

Tradisi Ma-Apam bukan hanya simbol budaya, tetapi juga wujud kebersamaan dan kekayaan adat Nagari Kinali yang terus dijaga hingga saat ini. (By Roni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *