Pasaman Barat (Sumbar) iNews77.id – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara virtual yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) pada Senin (13/01/2025). Rakor yang berlangsung di Ruang Balkon Kantor Bupati ini dibuka oleh Plt. Sekretaris Jenderal Kemendagri, Komjen Pol. Drs. Tomsi Tohir, M.Si.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Dr. Pudji Ismartini, M.App.Stat., dalam laporannya memaparkan Tinjauan Inflasi dan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu kedua Januari 2025. Berdasarkan data tersebut, 36 provinsi mengalami kenaikan IPH sementara dua provinsi mencatatkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Beberapa komoditas yang mempengaruhi kenaikan IPH secara signifikan antara lain cabai rawit, cabai merah, dan daging ayam ras. Secara nasional, rata-rata harga cabai merah berada dalam rentang Harga Acuan Penjualan (HAP), namun mengalami lonjakan hingga 34,55% dibandingkan Desember 2024. Cabai rawit mencatat kenaikan lebih tinggi sebesar 42,00%, sementara harga telur ayam ras naik 3,41%.
Harga Minyakita juga berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan kenaikan 0,85%. Kementerian Perdagangan melalui Staf Ahli Bidang Manajemen dan Tata Kelola, Iqbal Shoffan Shofwan, M.Si., menegaskan pentingnya penegakan aturan HET Minyakita sebesar Rp15.700/liter. Pelanggaran akan dikenakan sanksi pidana dan denda.
Di Pasaman Barat sendiri, kenaikan harga beberapa bahan pangan terjadi dalam periode 6–13 Januari 2024. Cabai rawit hijau mengalami kenaikan sebesar 20,00% pada 10 Januari, sementara bawang merah naik hingga 10,00% pada 12 Januari. Sebaliknya, harga cabai merah lokal menunjukkan tren penurunan sebesar 7,69%.
Data ini dihimpun dari pasar di berbagai wilayah, termasuk Kinali, Simpang Tiga, Simpang Empat, Kapa, Padang Tujuh, Kajai, Talu, dan Paraman Ampalu.
Pemerintah daerah diharapkan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menekan laju inflasi, khususnya pada komoditas utama yang memengaruhi daya beli masyarakat.
(By Roni)