Bupati Tanah Datar Hadiri Prosesi Maanta Syarat ka Guru, Apresiasi Pelestarian Budaya Silat Harimau

 

Tanah Datar (SUMBAR) | iNews77.id – Bupati Tanah Datar, Eka Putra, SE, MM, menghadiri prosesi Maanta Syarat ka Guru (Mengantar Syarat kepada Guru) yang dilaksanakan oleh anak kamanakan Nagari Gurun yang akan belajar Silek Harimau di Medan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto, Jorong Gurun, Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Ahad 02/02/2025.

Turut hadir dalam acara tersebut Pimpinan FDB Institut Febby Dt. Bangso, Guru Gadang Silek Harimau Edwel Yusri Dt. Gampo Alam, Camat Sungai Tarab beserta Forkopimca, anggota DPRD Dharmasraya, orang tua murid, serta undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Bupati Eka Putra menyampaikan apresiasi kepada Pimpinan FDB Institut yang terus menjaga serta menjalankan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.

“Saya mewakili seluruh masyarakat Tanah Datar menyampaikan apresiasi dan terima kasih karena tradisi Maanta Syarat ka Guru masih terus dijalankan. Ini juga membuktikan bahwa Pak Datuak Febby sangat mencintai budaya kita. Kegiatan seperti ini juga sejalan dengan program Satu Nagari Satu Event yang bertujuan melestarikan adat dan budaya, termasuk silat,” ujar Bupati Eka Putra.

Lebih lanjut, Bupati Eka Putra menilai bahwa kegiatan ini dapat menjadi daya tarik wisata bagi Tanah Datar, sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.

“Medan nan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto bisa menjadi salah satu paket wisata budaya. Wisatawan yang datang dapat menyaksikan pertunjukan Silek Harimau sambil menikmati makan bajamba. Pemerintah daerah siap membantu dalam pengembangannya. Dengan demikian, ekonomi masyarakat sekitar juga akan meningkat melalui UMKM,” tambahnya.

Pelestarian Tradisi dan Pendidikan Karakter Anak

Sementara itu, Pimpinan FDB Institut, Febby Dt. Bangso, menyampaikan bahwa minat anak-anak dalam mempelajari Silek Harimau dan kesenian tradisional cukup tinggi.

“Alhamdulillah, anak-anak sangat antusias. Mereka butuh wadah untuk menyalurkan bakatnya, dan kami berupaya memfasilitasi dengan mengajarkan silek, alua pasambahan, serta kesenian tradisional lainnya,” ujarnya.

Menurut Febby, sebagai Luhak Nan Tuo, Tanah Datar memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga kelestarian adat dan budaya Minangkabau.

“Ini adalah bagian dari upaya kami agar generasi muda mengenal adat dan budaya Minangkabau. Kami berharap gerakan ini bisa menjadi gerakan bersama dengan dukungan penuh dari masyarakat,” katanya.

Dalam tradisi lama, anak-anak yang akan belajar silek atau mengaji menjadi tanggung jawab mamak (paman) untuk mencarikan guru serta menyiapkan syarat-syaratnya. Namun, di Medan nan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto, tidak semua syarat dibebankan kepada mamak.

“Yang terpenting, anak harus diantar oleh mamaknya. Jika tidak, kami tidak bisa menerimanya. Ini adalah bentuk tanggung jawab mamak terhadap kemenakannya, sebagaimana tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur kita,” jelas Febby.

Selain itu, Febby juga menyoroti dampak positif latihan Silek Harimau terhadap anak-anak.

“Dalam satu sesi latihan, anak-anak menghabiskan waktu sekitar 3 hingga 4 jam tanpa memegang handphone. Dalam seminggu mereka berlatih tiga kali, sehingga bisa mengurangi penggunaan handphone hingga 10-12 jam per minggu. Ini sangat baik bagi perkembangan mereka,” tutupnya.

Dengan adanya prosesi Maanta Syarat ka Guru dan pembelajaran Silek Harimau, diharapkan tradisi Minangkabau tetap lestari dan menjadi bagian dari identitas budaya yang terus diwariskan kepada generasi mendatang. (CN)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *